KOTA MALANG - Protein memiliki peranan penting bagi tubuh manusia, terlebih lagi bagi penderita diabetes melitus. Protein berfungsi sebagai pembawa sumber makanan maupun obat. Namun, bagaimana jika protein ini mengalami kerusakan, sehingga mengganggu kestabilan protein? Inilah yang diteliti oleh Syahputra Wibowo, Program Mahasiswa Doktor Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya.
“Saya meneliti penggunaan senyawa bioinorganik astaxanthin yang telah dikomplekskan dengan ion logam transisi Cu2+ dan Zn2+ untuk menjaga kestabilan protein albumin terglikasi pada penderita diabetes melitus”, ujarnya, Rabu (29/6/2022).
Baca juga:
Pangdam Tinjau Kelayakan Karantina PMI
|
Penelitiannya selama studi Doktoral dibimbing oleh Prof. Sutiman Bambang Sumitro, SU, D.Sc, ko-promotor Dr. Sri Widyarti, M.Si dan ko promotor Akhmad Sabarudin, S.Si., M.Sc., Dr.Sc.
Hasilnya, menurut pria yang akrab dipanggil Putra ini, senyawa tersebut mampu menjaga struktur protein sekunder albumin terglikasi. “Protein ini merupakan penanda pada penderita diabetes melitus sehingga proses transporter maupun scavenger dari protein albumin yang merupakan protein paling banyak dalam darah dapat berjalan seperti orang normal pada umumnya”, imbuhnya.
Syahputra Wibowo merupakan salah satu penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul, dari Kementeria Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Alumni Jurusan Biologi angkatan 2013 ini berhasil menyelesaikan Pendidikan Sarjana selama 3, 5 tahun. “PMDSU adalah beasiswa magister menuju doktor untuk sarjana unggul, jadi saya menyelesaikan program S2 satu tahun dan S3 tiga tahun”, jelasnya.
Ia juga mendapat beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional bagi mahasiswa S3 untuk mendapatkan pengakuan internasional. Melalui beasiswa ini, Putra berkesempatan mengikuti penelitian dengan berbagai universitas di dunia. “ Host University di Italy yang menjadi wadah penelitian saya adalah Universita Degli Studi di Siena, di bawah bimbingan Prof. Rebecca Pogni, P.hD, Jessica Costa, P.hD dan Maria Camilla Baratto, P.hD.. Universitas tersebut merupakan salah satu universitas tertua di Eropa dimana dibangun pada tahun 1240 dan telah melahirkan berbagai tokoh hebat dunia”, jelasnya.
Respon peneliti Italia, menurut Putra, sangat positif. “Beberapa bulan disana membuat saya menjadi sangat betah karena semuanya sangat disambut baik ”, imbuh Putra.
Ia juga melakukan co-kolaborasi dengan Hiroshima University, Japan di bawah bimbingan Prof. Koichi Matsuo. “Saya bersyukur telah diberikan kesempatan oleh DIKTI dengan beasiswa PMDSU dalam studi magister hingga doktoral saya di Universitas Brawijaya, dan juga kesempatan yang sangat berharga untuk beasiswa PKPI ini sehingga saya dapat berkontribusi kepada Universitas Brawijaya dalam kancah penelitian internasional”, terangnya.
Hasil dari joint research ini berhasil berhasil di jurnal Q1 Scopus dengan H-Index 195 dan Impact Factor 5.924. Ia sendiri akan menyelesaikan studi doktoralnya pada bulan Juli 2022 di usia 26 tahun. (*)